Pages

Senin, 12 September 2011

MEMANCING DI AIR TERJUN


Kalimantan Selatan banyak memiliki objek wisata alam yang belum terjamah oleh modernisasi. Sehingga suasana alamiahnya masih sangat terasa. Kondisi yang demikian itu justru merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing yang ingin bertualang di keaslian alam bebas.
Keramahan penduduknya yang masih teguh memegang adat, hutan yang menyimpan berbagai kekayaan alam berupa flora dan fauna, derasnya aliran sungai yang menantang untuk diarungi dan banyaknya air terjun sangat menarik untuk dinikmati. Bahkan di air terjun tersebut para mania dapat menyalurkan hobinya dengan memancing ikan air deras yang hidup di air terjun. Air yang sangat jernih serta derasnya air yang jatuh dari ketinggian kadang membuat mania yang belum pernah mengalami, menyangsikan adanya ikan yang hidup di dalamnya. Namun hal itu akan terkikis manakala telah dicoba untuk memancing di tempat tersebut. Jatuhnya air terjun di bawahnya merupakan danau kecil yang airnya dengan deras langsung mengalir ke sungai di bawahnya.
Di danau kecil berbatu-batu tersebut ada beberapa jenis ikan tertentu yang menjadikannya sebagai habitatnya. Mereka hilir mudik di bawah jatuhnya air terjun dengan tidak menghiraukan gemuruh suara yang ditimbulkannya. Satu di antara air terjun yang ada, ialah Air Terjun Riam Hanai yang terletak di Desa Malaris, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, di kaki Pegunungan Meratus.
Daerah itu berhawa sejuk dengan suhu air yang dingin. Apabila malam menjelang, udara dingin akan menyelimuti dan membuat kita akan menggigil kedinginan. Penduduk asli daerah itu adalah Suku Dayak yang memeluk agama kaharingan dan menghuni rumah adat yang disebut �balai�. Namun beberapa keluarga telah banyak yang keluar meninggalkan balai dan membangun rumah sendiri. Perjalanan menuju lokasi cukup mengasyikkan bagi yang menyukai wisata alam dan petualangan. Letaknya yang terpencil dan jauh dari kesibukan dan bebas dari polusi, hanya suara gemuruh air yang jatuh dari ketinggian bahkan membuat perasaan menjadi tenang dan damai. Sesampai di tempat, peralatan akhirnya pun dipersiapkan untuk memulai aktifitas memancing.
Pada pemancingan ini digunakan joran fiber teleskopik lengkap dengan ril serta mata kail nomor 7 dan timah pemberat agak besar dan tanpa menggunakan pelampung. Digunakannya timah besar adalah agar mata kail tidak terbawa arus ke hilir sungai di bawahnya karena derasnya aliran air di samping untuk lemparan jauh ke tengah danau. Umpan yang digunakan adalah cacing yang ditusuk pada mata kail dengan ujungnya dibiarkan menjuntai 2-3 cm sehingga lambaiannya menarik perhatian ikan yang menjadi target. Kadang-kadang dengan kaki terendam di pinggiran danau, beberapa kali pancing dilempar ke tengah danau mencari sasaran. Kalau pada saat yang tepat, dimana umpan di ujung kail menarik perhatian ikan yang ada, tanpa basa-basi umpan langsung disambarnya. Saat itulah terasa betapa mengasyikkannya melayani pemberontakan ikan yang telah terkait di ujung pancing. Demikian pula halnya dengan air terjun lainnya yang terdapat di wilayah Kecamatan Loksado, antara lain Air Terjun Libarubantai di Desa Haratai yang semuanya merupakan tempat pemancingan ideal. Selama perjalanan menuju lokasi, kita dituntut untuk memiliki kesiapan fisik yang ekstra guna menyusuri jalan setapak yang kadang naik turun, merambah semak-semak atau menyeberangi sungai yang berbatu. Namun semuanya akan terobati manakala kita sudah sampai di air terjun yang kita tuju. Air yang jatuh ditiup angin bagaikan hujan rintik di sekitarnya begitu menyejukkan apalagi bila ikan pun telah didapat, maka tak sia- sialah perjalanan kita dan penat pun hilang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar