Pages

Senin, 25 Juli 2011

Lobster adalah produk laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi


red lobster
red lobster
Lobster adalah hewan laut yang termasuk dalam Crustacea atau udang – udangan, jenis udang raksasa ini termasuk dalam keluarga Nephropidae dan juga keluarga Homaridae. Lobster merupakan salah satu hewan laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi selain produk ikan. Lobster biasanya menjadi favorit bagi penggemar masakan ikan laut yang ad di restaurant – restaurant besar. Harganya yang mahal menjadikan lobster menjadi primadona bagi para penangkapnya untuk mendapatkan keuntungan yang besar.
Lobster juga memiliki kerabat yang bentuknya tidak sepenuhnya sama dengan yang kita kenal. Lobster chelae adalah jenis yang tidak memiliki cakar, lobster air tawar juga merupakan kerabat lobster karang namun memiliki rasa dan tekstur yang jauh berbeda karena habitat asalnya.
Lobster laut tinggal di daerah perairan yang yang berbatu, berkarang dan berpasir. Banyaknya batu karang akan membantu lobster untuk bersembunyi dan beranak pinak. Tempat tinggal yang strategis bagi kelangsungan hidup mereka adalah batu karang yang banyak lubangnya dimana mereka bisa bersembunyi di dalamnya. Hampir semua perairan di dunia menjadi habitat penyebaran hewan crustacea ini.
Lobster di alam liar termasuk hewan yang memiliki pola makan omnivora atau pemakan segala. Ia memakan ikan kecil, berbagai jenis moluska kecil dan udang – udang kecil lain serta makan ganggang serta tanaman laut. Dalam mencari makanan ia berjalan di dasar perairan laut dengan menggunakan kaki – kakinya serta berburu dengan menggunakan capit yang juga berfungsi sebagai tangan juga.
Lobster ditangkap di perairan dengan menggunakan perangkap. Perangkap yang terbuat dari bahan kayu atau dari plastik, yang didalamnya terdapat terowongan jala yang didalamnya terdapat umpan. Dengan adanya terowongan jala lobster dapat masuk dengan mudah namun akan susah untuk keluar. Dalam bahasa Inggris perangkap lobster diberi nama lobster pot dan menjadi peralatan wajib para penangkap lobster. Penggunaan lobster pot adalah dengan meneggelamkannya ke dasar lautan dengan memberikan pelampung di atasnya sebagai tanda adanya umpan di bawahnya.
masuk ke jebakan yang dirancang untuk menjadi satu arah hanya pintu masuk. Perangkap diperiksa setiap hari oleh nelayan dan rebaited jika perlu. Satu studi menunjukkan bahwa perangkap lobster sangat tidak efisien dan memungkinkan hampir semua lobster untuk melarikan diri. [1] Namun, ketidakefisienan ini juga memungkinkan lobster muda untuk melarikan diri dan berkembang biak, sehingga mengurangi kemungkinan penangkapan yang berlebihan.
Penangkapan lobster di Indonesia juga menggunakan cara yang sama dengan perangkap, namun di beberapa tempat masih ada juga penggunaan racun untuk menangkap udang raksasa ini. Cara yang paling ampuh adalah dengan menyuntikkan racun ke dalam lubang persembunyian lobster untuk membuatnya mabuk. Penangkapan ilegal ini masih sering di temukan di perairan – perairan nusantara. Semoga para pelaku pengrusakan lingkungan seperti ini segera mengganti cara penangkapannya sehingga perairan Indonesia masih tetap asri dari kerusakan lingkungan yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar